Budaya Jawa Tengah terkenal akan unggah ungguh atau sopan santun-nya. Banyak kerajaan tumbuh dan berkembang di wilayah Jawa Tengah, menghasilkan ragam budaya yang melimpah.
Tentang Budaya Jawa Tengah
Kebudayaan Jawa Tengah sangat dipengaruhi oleh kejawen, budaya suku Jawa yang merupakan mayoritas di daerah ini. Kebudayaan Jawa Tengah juga banyak berpusat pada kerajaan Kasunanan di Surakarta. Banyak contoh budaya Jawa Tengah yang berkembang di area keraton. Budaya ini juga masih sangat berkaitan erat dengan budaya Jawa di Yogyakarta yang berpusat di keraton Kasultanan.
Meski budaya ala keraton masih sangat mendominasi, tapi sebenarnya budaya Jawa ini bukan satu-satunya kebudayaan di Jawa Tengah. Masih ada budaya Banyumasan dengan bahasa ngapak-nya, dan budaya pesisir yang berkonsentrasi di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Tapi, kali ini kita akan fokus ke pembahasan tentang kebudayaan Jawa Tengah ala keraton Solo saja ya. Seperti slogan pariwisatanya Kota Surakarta kan: Solo, the Spirit of Java.
Tradisi Budaya Jawa Tengah
Tradisi budaya Jawa Tengah selalu menemani setiap fase kehidupan masyarakat suku Jawa. Mulai dari kehamilan, kelahiran, pernikahan, hingga kematian, semua ada adat tradisinya yang sakral dan sarat makna. Seperti misalnya upacara siraman sebelum pernikahan, mitoni (upacara peringatan tujuh bulan kehamilan untuk tolak bala), selapanan (selamatan bayi yang berusia 35 hari), dan masih banyak lagi. Upacara-upacara ini berhubungan dengan daur hidup. Sementara satu kelompok upacara adat tradisi budaya Jawa yang lain berhubungan dengan aktivitas kemasyarakatan. Contoh upacara adat untuk aktivitas kemasyarakatan di Jawa Tengah dan tempat pelaksanaannya antara lain sebagai berikut:
- Kirab pusaka Keraton Surakarta dan Grebeg Maulud (Sekaten) di Solo
- Upacara ruwatan dan dugderan di Kota Semarang
- Sedekah gunung Merapi di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
- Jamasan pusaka Mangkunegoro I di Wonogiri
- Upacara adat Mondosiyo di Kabupaten Karanganyar
- Padusan Surodilogo di Wonosobo
- Upacara pengambilan Api Abadi Mrapen di Grobogan
- Buka Luwur Sunan Kudus dan Sunan Muria di Kudus
- Uparaca adat Meron dan Khol Syekh Jangkung Landoh Kayen di Pati
- Upacara Lopisan di Pekalongan
Bahasa Jawa Tengah
Dengan mayoritas penduduk dari suku Jawa, bahasa daerah yang digunakan sehari-hari di Jawa Tengah adalah bahasa Jawa. Ada dua klasifikasi dialek bahasa Jawa berdasarkan karakter wilayah penggunaan dan status sosial penggunanya. Terdapat tingkatan bahasa Jawa berdasarkan tingkat kesopanannya. Dari yang paling kasar hingga paling halus, yaitu: ngoko lugu, ngoko alus, kromo lugu, dan kromo inggil. Bahasa Jawa juga punya aksara atau huruf sendiri yang dikenal dengan sebutan Honocoroko, hanya sudah tidak digunakan sehari-hari. Untuk melestarikan huruf Jawa, pemerintah terutama di Surakarta dan Yogyakarta mulai mewajibkan penggunaannya untuk nama-nama tempat, jalan, dan gedung.
Rumah adat Jawa Tengah
Ada setidaknya 5 jenis rumah adat di provinsi Jawa Tengah. Yang paling terkenal adalah rumah joglo, dengan ciri khas adanya 4 saka guru atau tiang penyangga utama pada bagian depan rumah. Rumah joglo adalah rumah hunian yang terdiri dari rumah induk dan rumah tambahan dengan ruangan yaitu gandhok. Sementara rumah induk sendiri biasanya ada bagian pendopo, pringgitan, emperan, serta senthok kiwa, tengah, dan tengen. Keempat rumah adat lain adalah rumah panggang pe yang digunakan untuk menjemur hasil pertanian, rumah limasan yang punya atap berbentuk limas dan berdinding batu bata merah, rumah kampung yang jadi hunian rakyat biasa, serta rumah tajug yang digunakan sebagai tempat ibadah. Contoh bangunan rumah adat tajug yang terkenal adalah Masjid Agung Demak.
Rumah adat Jawa Tengah pada dasarnya menggunakan kayu jati yang kuat dan tahan rayap sebagai bahan bangunan utamanya. Kayu jati digunakan untuk bagian kerangka bangunan, saka guru, kusen, serta daun pintu dan jendela. Untuk dindingnya, ada yang juga menggunakan gebyok dari kayu jati, ada pula yang pakai gedhek atau anyaman bambu. Sementara atapnya, pakai genting dari tanah liat.
Pakaian adat Jawa Tengah
Beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah antara lain pakaian pengantin Jawi Jangkep dan Basahan, serta surjan dan aneka jenis kebaya. Hiasan pakaian adat Jawa Tengah termasuk blangkon dan keris untuk pria, dan sanggul dengan tusuk konde untuk wanita. Untuk alas kaki, baik pria dan wanita mengenakan selop. Jawa Tengah juga terkenal akan berbagai motif, pola dan warna kain batik yang indah. Kini, penggunaan baju dari kain batik mulai meningkat, tak hanya pada acara-acara formal saja.
Kesenian khas Jateng
Besarnya pengaruh keraton Kasunanan melahirkan adanya aneka kesenian Jawa Tengah gaya Surakarta.
Seni tari Jawa Tengah
Tarian Jawa Tengah sendiri ada dua macam, tari keraton dan tarian rakyat. Kalau pertunjukan tari keraton hanya secara khusus di lingkungan keraton saja, panggung tarian rakyat lebih bebas dan bisa dinikmati banyak orang. Penyelenggaraan tarian rakyat biasanya pada saat ada upacara adat atau acara-acara kemasyarakatan. Banyak dari tarian khas Jawa Tengah itu yang bersifat sakral dan magis loh. Dan semuanya sarat akan makna dan filosofi.
Contoh tarian keraton yang paling pokok adalah Tari Bedhaya, terutama Bedhaya Ketawang yang sakral dan keramat. Sementara tarian kreasi rakyat misalnya Tari Dolalak. Tari-tarian tradisional di Jawa Tengah biasanya menggambarkan tokoh wayang atau gambaran kehidupan masyarakat. Contoh lain tari daerah yang ada di wilayah Provinsi Jawa tengah adalah: Tari Bambangan Cakil, Tari Gambyong, Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, Tari Gambiranom, Tari Prawiroguno, Tari Gathutkaca Gandrung, Tari Bisma Gugur, Tari Topeng Klono Sewandono, Tari Rebana, Tayub, Lengger, Jathilan atau Jaran Kepang dan masih banyak lagi.
Seni musik tradisional Jawa Tengah
Seni musik tradisional khas Jawa Tengah yang paling populer di kalangan masyarakat adalah gamelan. Gamelan adalah seperangkat alat musik atau instrumen seperti kendang, bonang barung dan bonang penerus, saron, kenong kethuk, kempul dan gong, gender, slenthem, siter, dan rebab. Satu perangkat gamelan biasanya terdiri dari dua versi menurut laras slendro dan pelog. Pentas gamelan biasanya ada acara-acara sakral dan upacara adat, serta saat ada pagelaran seni, pertunjukan seni tari, sendratari, atau pertunjukan wayang.
Selain gamelan, di Jawa Tengah juga ada alat musik lain yang nggak kalah spesial, misalnya calung Banyumas, tambur, rebana, dan terompet.
Seni pertunjukan lainnya
Ada seni tari juga seni musik, tapi bukan itu saja kesenian di Jawa Tengah. Bentuk kesenian lain salah satunya wayang kulit dan wayang orang. Ada juga sendratari yang menggabungkan seni drama dan tari, dan tentu saja dengan gamelan sebagai pengiringnya.
Kerajinan khas Jawa Tengah
Kerajinan tangan juga tak bisa lepas dari budaya Jawa Tengah. Berbagai wilayah di provinsi ini punya hasil kerajinan yang khas. Misalnya saja seni ukir dari Jepara, gerabah dari Klaten, tenun lurik dari Jepara dan Klaten, anyaman bambu dari Pekalongan, kerajinan kulit dari Batang, dan masih banyak lagi. Ada juga berbagai motif batik yang khas, misalnya dari Solo dan Pekalongan.
Kebudayaan Jawa Tengah yang khas dan beragam, dengan tata krama, sopan santun atau unggah-ungguhnya yang menawan, sangat penting untuk tetap dijaga kelestariannya. Mari sama-sama menjaga kebudayaan asli daerah kita masing-masing agar tidak lenyap ditelan peradaban.