Meski sama-sama ada di Pulau Jawa dengan mayoritas penduduk dari suku Jawa, budaya Jawa Timur berbeda dengan budaya Jawa Tengah. Simak untuk tahu semua hal tentang provinsi Jawa Timur dan budaya Jawa Timuran!
Profil Provinsi Jawa Timur
Sebelum bicara tentang budayanya, mari kita bahas sedikit mengenai profil Provinsi Jawa Timur. Sesuai namanya, provinsi dengan Kota Surabaya sebagai ibu kota ini letaknya ada di ujung timur Pulau Jawa. Wilayahnya tak hanya di pulau utama saja, yaitu Pulau Jawa, melainkan juga mencakup wilayah Pulau Madura, Bawean, Kangean, dan pulau-pulau kecil lainnya. Total luas seluruh wilayah Jawa Timur adalah sekitar 47.992 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk per 2019 sebanyak 39.698.631 jiwa. Pariwisata Jawa Timur kebanyakan menawarkan keindahan alamnya yang masih asri dan indah. Semuanya unik-unik, karena hanya bisa kamu nikmati di Jawa Timur saja. Misalnya, pesona kawah Ijen di Banyuwangi, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Baluran di Situbondo, dan masih banyak lagi.
Suku di Jawa Timur yang dominan antara lain adalah suku Jawa, suku Madura, dan etnis Tionghoa. Meski Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa daerah Jawa Timur yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura lebih lazim penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa di Jawa Timur pun berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jawa Timur lebih sering menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar) dan tingkatan bahasa biasanya tidak diperhatikan. Sementara penggunaan Bahasa Madura tidak hanya di Pulau Madura saja. Bahasa ini juga digunakan di daerah pesisir seperti Pasuruan, Besuki, Sidoarjo, Bondowoso, Jember dan Situbondo. Selain dua bahasa daerah di atas, masyarakat Suku Tengger di Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa dialek Tengger. Sedangkan Suku Osing di Banyuwangi memakai Bahasa Osing.
Budaya Jawa Timur
Adat dan Tradisi
Tradisi Jawa Timur, seperti halnya di wilayah lain di seluruh Indonesia, berkaitan dengan kepercayaan dan fase kehidupan. Tradisi yang berkaitan dengan kehidupan atau daur hidup misalnya ruwatan, upacara kelahiran bayi sebagai tolak bala agar terhindar dari ancaman Bathara Kala. Upacara lain berkaitan dengan pernikahan dan kematian. Beberapa upacara adat dan tradisi yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat antara lain:
- Mayang Kubro di Kabupaten Mojokerto
- Nyadar di Kabupaten Sumenep
- Nyadran di Kabupaten Sidoarjo
- Larung Sesaji di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Magetan
- Tumpeng Sewu oleh Suku Osing di Banyuwangi
- Dan lain-lain
Di Tengger, banyak dilakukan upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan setempat. Yang paling signifikan dan sarat makna dan sarat akan nilai sejarah adalah Upacara Kasodo. Tujuan utamanya adalah tolak bala dan memohon kesembuhan penyakit serta panen yang berlimpah. Upacara persembahan sesaji ke kawah Gunung Bromo ini juga sebagai peringatan pengorbanan Raden Kesuma, putra Jaka Seger dan Rara Anteng pada legenda asal mula suku Tengger. Dinamakan upacara Kasodo karena dilaksanakan setiap tahun pada bulan Kasada kalender Jawa, tepatnya pada hari ke-14.
Rumah Adat
di Jawa Timur, setidaknya ada dua jenis rumah adat. Ya. Rumah adat Jawa Timur ada dari suku Jawa dan suku Madura. Rumah adat suku Jawa kurang lebih sama dengan yang ada di Jawa Tengah, yaitu rumah joglo dan limasan. Penggunaan rumah joglo di Jawa Timur misalnya ada di Kabupaten Ponorogo. Rumah adat suku Madura adalah rumah slodoran atau rumah malang are yang memanjang dan tidak berkamar. Tapi, di Madura juga ada kok, rumah yang ada kamar-kamarnya. Namanya rumah sedanan. Ada beberapa jenis rumah adat suku Madura yang dibedakan menurut bentuk atapnya, yaitu: gadrim, pacenanan, dan sekodan.
Pakaian Adat
Seperti rumah adat dan bahasanya, pakaian adat Jawa Timur juga beragam. Pada dasarnya, pakaian adat yang dipakai sehari-hari kurang lebih sama di banyak wilayah Jawa Timur. Para pria mengenakan celana kombor (celana yang longgar) di atas mata kaki, serta berbagai cara penggunaan sarung. Sementara para wanita Jawa Timur lebih sering mengenakan bawahan batik yang disarungkan atau dililitkan biasa daripada kain jarik yang diwiru.
Dari banyaknya ragam pakaian tradisional di Jawa Timur, beberapa sangat khas. Misalnya pakaian adat suku Madura dan pakaian adat suku Tengger. Pakaian adat Madura untuk kaum pria terdiri dari baju pesa’an dan celana gomboran atau kombor. Luaran dan celana serba hitam, dengan baju dalam berupa kaos motif garis warna merah dan putih yang khas. Aksesoris yang sering digunakan adalah tutup kepala dan sarung. Untuk para wanita Madura, biasanya mereka mengenakan kebaya rancongan.
Masyarakat suku Tengger yang tinggal di daerah berhawa dingin mengenakan sarung dalam berbagai cara. Cara pakai sarung tersebut antara lain bernama kakawung, sempetan, sesembong, kekodong, sampiran, kekemul, dan sengkletan.
Kesenian Jawa Timuran
Seni Tari
Ragam tarian Jawa Timur mencerminkan kekhasan daerahnya. Tari tradisional Jawa Timur berbeda dengan tari tradisional asal Jawa Tengah dan Yogyakarta identik dengan kelembutan dan kehati-hatian. Tari-tarian yang berkembang di Jawa Timur biasanya lebih gagah, atraktif dan bersemangat, dengan tempo musik pengiringnya yang juga cenderung cepat. Contoh tari tradisional dari wilayah Jawa Timur antara lain: Tari Remo, Jathilan, Tari Pecut, Tari Barongan, Tari Kuda Lumping, Tari Gandrung dari Banyuwangi, Tari Seblang, Tari Jejer, Tari Kalipang, Tayuban dan masih banyak lagi.
Musik Tradisional khas Jawa Timur
Alat musik tradisional yang ada di Jawa Timur sama dengan yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yaitu gamelan. Yang membedakan adalah irama gending yang dibawakan gaya karawitan Jawa Timuran. Gaya karawitan Jawa Timuran cenderung lebih keras dan menghentak daripada karawitan gaya Surakarta dan Yogyakarta yang lebih halus. Yang juga khas Jawa Timur adalah musik pengiring reog. Musik yang mendampingi pertunjukan kesenian Reog Ponorogo terdiri dari terompet, kendang, dan gong. Selain itu, ada juga alat musik tradisional dari Banyuwangi yang bernama gedokan yang terdiri dari lumpang atau lesung, alu, dan dua potongan besi.
Ludruk, Seni Drama Jawa Timuran yang Melegenda
Ludruk adalah seni pertunjukan drama panggung khas Jawa Timur yang mengangkat cerita kehidupan sehari-hari secara spontan. Pentas yang dialognya menggunakan bahasa Jawa Timuran ini sifatnya menghibur. Jadi, tak jarang muncul lawakan-lawakan seiring dengan jalannya pertunjukan. Tari Remo menjadi pembuka pertunjukan ludruk. Kartolo adalah seniman ludruk yang melegenda di seluruh Jawa Timur.
Selain ludruk, Jawa Timur juga punya karya seni pertunjukan lainnya sebagai bentuk budaya daerah Jawa Timur. Yang tak kalah fenomenal adalah Reog Ponorogo, Janger Banyuwangi, dan Karapan Sapi di Madura. Reog Ponorogo adalah serangkaian pertunjukan tari yang magis nan mistis. Tokoh dalam pertunjukan ini antara lain Warok, Jathil, Bujang Ganong, Prabu Klono Sewandono, dan Singo Barong yang merupakan ikon-nya Reog Ponorogo. Singo Barong adalah tokoh dengan topeng raksasa super berat dengan bagian-bagiannya antara lain kepala harimau, dadak merak, dan krakap. Topeng Dadak Merak ini beratnya hampir 50 kg loh! Dengan lebar sekitar 2,3 meter dan tinggi/panjang kurang lebih 2,25 meter.
Dimana lagi kamu bisa menemukan tradisi dan kesenian khas seperti yang telah kita bahas di atas? Itu semua adalah bentuk warisan budaya Jawa Timur yang harus kita pertahankan kelestariannya.