Mengenal Ekonomi Syariah, dari Konsep hingga Manfaatnya

Mengenal Ekonomi Syariah

Mengenal Ekonomi Syariah

Jika ingin mengenal ekonomi syariah secara mendalam, satu artikel saja rasanya tidak cukup. Tapi, kami akan coba bahas secara rinci tentang ekonomi Islam ini dari pengertian, konsep dan prinsip, tujuan, manfaat, dan contohnya. Let’s get into it!

Ekonomi adalah suatu kegiatan yang tak bisa lepas dari kehidupan bermasyarakat. Termasuk di Indonesia, negara dengan jumlah populasi Muslim tertinggi di dunia. Sebagai umat Islam, tentu syariat dan hukum Islam menjadi pedoman hidup. Dalam beribadah kepada Tuhan dan dalam berhubungan dengan sesama manusia, termasuk dalam melakukan kegiatan ekonomi. Apa bedanya ekonomi syariah dengan ekonomi yang lebih umum kita kenal sehari-hari? Bagaimana sistem dan prinsip kerjanya? Yuk kita sama-sama mengenal ekonomi syariah lebih dalam!

Pengertian Ekonomi Syariah

Sebelum masuk ke bahasan lebih dalam tentang jenis ekonomi ini, pertama-tama kita harus paham dulu pengertian ekonomi syariah. Sesuai namanya, ekonomi syariah atau ekonomi Islam adalah cabang ilmu ekonomi yang memegah teguh nilai-nilai dalam ajaran Islam. Aplikasinya sesuai dengan dasar-dasar hukum Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist, ijma’ atau kesepakatan ulama, serta qiyas atau menyamakan hukum.

Mengutip buku 50 Tanya Jawab Ekonomi dan Bisnis Syariah, ekonomi syariah adalah cabang ilmu pengetahuan yaitu ekonomi yang membantu terwujudnya kesejahteraan manusia. Aplikasinya adalah melalui distribusi sumber daya tanpa mengekang kebebasan individu secaa berlebihan, menimbulkan ketidakseimbangan ekomoni, atau melemahkan solidaritas sosial.

Perbedaan Ekonomi Syariah dengan Ekonomi Konvensional

Meskipun merupakan cabang ilmu ekomoni, ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi konvensional atau praktik ekonomi yang biasa kita jalankan di Indonesia. Jika ekonomi konvensional menerapkan sistem bunga, berbeda dengan sistem ekonomi syariah yaitu sistem bagi hasil. Ekonomi syariah sangat merakyat, tetapi bertolak belakang dengan sistem ekonomi masyarakat yang menganut paham komunisme, sosialisme, apalagi kapitalisme. Berikut ini beberapa perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional:

  1. Dalam ilmu ekonomi islam, manusia tak hanya makhluk sosial, tetapi juga religius atau beragama. Berbeda dengan ilmu ekomoni konvensional yang hanya memandang manusia sebagai makluk sosial.
  2. Ekonomi syariah mengatasi masalah dengan menentukan prioritas. Sementara ekonomi konvensional menangani masalah sesuai kebutuhan atau keinginan masing-masing individu.
  3. Ekonomi syariah menjadi pilihan altenatif kebutuhan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan ekonomi konvensional menyediakan pilihan alternatif sesuai kebutuhan.
  4. Sistem pertukaran pada ekonomi syariah ditentukan oleh etika Islam, sementara pada ekonomi konvensional ditentukan oleh kekuatan pasar.
Baca Juga ini Ya !! =>  Redenominasi: Pengertian dan Dampaknya pada Mata Uang

Bagaimana konsep serta prinsip ekonomi Islam ini? Akan kita bahas pada poin selanjutnya berikut ini.

Konsep dan Prinsip Ekonomi Syariah

Ada beberapa prinsip ekonomi syariah yang perlu kita garisbawahi. Prinsip dasarnya antara lain keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT, memenuhi kebutuhan, pembagian dan pengelolaan kepemilikan, serta mata uang yang berbasis logam mulia seperti emas dan perak. Pada prinsipnya, kekuatan penggerak ekonomi syariah adalah kerja sama, atau kekuatan umat.

Konsep ekonomi syariah berdasarkan pada empat sifat utama, yaitu: kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab. Sebelumnya sudah kita singgung sedikit kan di atas tadi, bahwa sistem ekonomi syariah berbeda dengan konsep komunisme, sosialisme, dan kapitalisme. Ekonomi syariah tidak berada di antara ketiganya. Tidak seperti ekonomi berpaham komunisme, ekonomi syariah masih mengakui kepemilikan pribadi hingga pada level tertentu. Apikasi ekonomi syariah juga berbeda dengan kaum sosialis yang membebankan semua tanggung jawab hanya pada rakyat saja. Di antara ketiga paham tersebut, ekonomi syariah paling bertolak belakang dengan kapitalisme yang sangat individualis, karena tujuannya adalah untuk kepentingan umat.

Berikut beberapa ciri dan karakteristik ekomoni syariah:

  1. Tanpa riba’ dan bunga yang dilarang dalam Islam. Dalam hal ini bunga bank termasuk salah satu bentuk riba’, yaitu menambah-nambahkan hitungan pembayaran pinjaman.
  2. Tidak ada praktik gharar (ketidakjelasan dalam bertransaksi) dan maysir (untung-untungan, seperti dalam berjudi).
  3. Menggunakan sistem bagi hasil yang adil. Misalnya dalam perbankan syariah, pembagian keuntungan harus adil antara untuk bank dan untuk nasabah.
  4. Praktik jual beli dengan aturan dari hukum Islam.
  5. Adanya zakat dan shadaqah sebagai upaya mendistribusikan kekayaan kepada yang membutuhkan, dan agar terhindar dari penumpukan harta yang bisa merusak aqidah Islamiyah.
  6. Mengakui adanya kepemilikan berbagai jenis. Artinya, ekonomi syariah memang mengakui kepemilikan pribadi hingga tingkatan tertentu. Tapi pada dasarnya, ekonomi syariah berpegang teguh pada pandangan bahwa harta dan sumber daya di dunia adalah milik Allah SWT. Dengan keyakinan bahwa harta adalah titipan, maka akan lebih mudah menjalankan kegiatan ekonomi syariah.
Baca Juga ini Ya !! =>  Makroekonomi: Memahami Tren dan Dinamika Ekonomi Global

Tujuan Ekonomi Syariah

Tujuan ekonomi syariah, seperti yang sudah kita bahas sedikit sebelumnya, adalah untuk kemaslahatan umat. Lebih jauh, tujuan akhir dari ekonomi syariah adalah falah. Yaitu kesuksesan hakiki yang berupa tercapainya kebahagiaan baik dari segi material maupun spiritual, dan juga tercapainya kesejahteraan dunia akhirat. Pada level mikroekonomi memang ekonomi syariah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tapi, pada level yang lebih tinggi yaitu makroekonomi, tujuannya adalah untuk mencapai stabilitas ekonomi suatu negara. Dan, meski sistem ekonomi syariah bernafaskan Islam, tujuannya adalah untuk keselarasan dalam kehidupan seluruh umat manusia. Jadi, tidak terkhususkan untuk umat Islam atau Muslim saja.

Tujuan ekonomi syariah ini juga berkaitan dengan kelima filosofi yaitu maqashid ekonomi. Kelimanya menjadi tujuan ekonomi syariah, antara lain: menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga harta, dan menjaga keturunan.

Manfaat Ekonomi Syariah

Jika sudah memahami tujuan ekonomi syariah di atas, tentu kita sudah bisa melihat apa saja manfaat ekonomi syariah. Manfaat utamanya tentu adalah, dengan melakukan kegiatan ekonomi syariah, kita bisa mewujudkan maqashid ekonomi. Selain itu, manfaat lain menjalankan ekonomi syariah antara lain:

  • Mendapatkan keuntungan dunia akhirat,
  • Menjaga integritas Muslim yang kaffah,
  • Praktiknya mengandung unsur ibadah dan terbebas dari dosa riba’ yang haram, dan masih banyak lagi

Contoh Aplikasi Ekonomi Syariah

Ada banyak contoh ekonomi syariah yang ada di Indonesia sendiri. Yang paling terlihat adalah mulai bermunculannya versi syariah dari bank-bank konvensional. Kebanyakan bank syariah di Indonesia adalah produk dari bank yang sudah ada, hanya saja dengan aturan-aturan yang sesuai ajaran Islam. Misalnya, tanpa bunga dan biaya admin. Contoh lain dari aplikasi ekonomi syariah di Indonesia antara lain asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah, pasar modal syariah, dan Baitul Mal wat Tamwil atau BMT.

Baca Juga ini Ya !! =>  Akhlak BUMN: Integritas dan Etika dalam Mengelola Bisnis Negara

Nah, itu tadi sedikit bahasan singkat untuk mengenal ekonomi syariah atau ekonomi Islam. Sebagai umat Islam tentunya kita perlu untuk lebih mendalami syariat Islam, termasuk dalam bermuamalat dan melakukan kegiatan ekonomi. Seiring dengan banyaknya populasi Muslim di Indonesia, popularitas ekonomi syariah pun semakin menjulang tinggi. Tak hanya itu, tak sedikit pula masyarakat non-Muslim yang juga mengakui nilai positif ekonomi syariah dan ikut andil di dalamnya. Hal ini karena banyaknya manfaat dan keuntungan melakukan kegiatan ekonomi jenis ini. Jika sudah mengenal ekonomi syariah, apakah kamu juga mulai tertarik untuk mengamalkannya?