Wisata  

Menelusuri Sejarah Kerajaan Islam Pertama Nusantara, Kerajaan Samudra Pasai

kerajaan samudra pasai
Sumber: web dictio

Sejarah – Membahas mengenai sejarah kerajaan di Nusantara selalu menjadi hal yang menarik. Banyak informasi sejarah yang bisa untuk kita pelajari. Nah sahabat Apik, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai sejarah singkat dari peradaban Kerajaan Samudra Pasai.

Kerajaan samudra pasai berdiri pada abad ke-13 dan merupakan kerajaan Islam yang pertama di Nusantara. Tidak begitu banyak informasi mengenai sumber sejarah kerajaan Samudra Pasai, Hikayat Raja-Raja Pasai dan juga catatan perjalanan Ibnu Batutah yang kerap kali menjadi rujukan atas keberadaan Kesultanan Pasai. 

A. Sejarah Singkat Kerajaan Samudra Pasai

kerajaan samudra pasai
Sumber: web dictio

Samudra Pasai pada awal berdiri bertepatan dengan pengaruh kerajaan Majapahit yang sedang tinggi-tingginya. Keberadaan Majapahit tersebut membuat kurangnya catatan sejarah yang menggambarkan kehidupan serta aktivitas masyarakat Kerajaan Samudra Pasai. 

Samudra Pasai berada di wilayah utara pulau Sumatera, atau sekarang ini adalah wilayah Provinsi Aceh, lebih tepatnya di kota Lhokseumawe. Posisinya begitu sangat strategis berada di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional bagi bangsa Cina dan India. Samudra Pasai selalu berupaya untuk memperbesar pengaruhnya dalam aspek perdagangan. Sehingga jatuhnya kerajaan Malaka pada tahun 1511 merupakan berkah bagi Samudra Pasai. Wilayahnya kerap disinggahi oleh para pedagang Islam. Sayang sepuluh tahun kemudian Samudra Pasai juga jatuh ke tangan Portugis.

Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada tahun 1267 oleh Marah Silu yang memiliki gelar Sultan Malik as-Saleh. Dalam beberapa sumber sejarah, Marah Silu menjadi raja menggantikan penguasa sebelumnya. Akan tetapi dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan juga Ibnu Batutah tercatat bahwa Marah Dulu adalah raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai.

Dalam Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat 20 raja yang pernah bertahta selama 250 tahun berdiri. 20 raja tersebut terdiri dari sembilan belas orang sultan dan seorang ratu. Tidak banyak literatur yang membahas secara detail mengenai raja-raja Kerajaan Samudra Pasai.

Baca Juga ini Ya !! =>  Taman Nasional Baluran, Tempat Wisata di Banyuwangi Rasa Afrika

Nah berikut Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai dari masa ke masa:

  • Sultan Malik as-Saleh (1267-1297)

Malik as-Saleh atau nama aslinya Marah Silu, sebagian ahli sejarah menganggapnya sebagai penguasa yang beragama Islam pertama di Nusantara. Hal tersebut juga dilihat dari wilayah Pasai yang merupakan titik awal masuknya pedagang dari Arab.

kerajaan samudra pasai
Makam Sultan Malik As-Saleh; via web blog alhabsyi
  • Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297-1326)

Muhammad Malik merupakan putra dari Malik as-Saleh. Pada masa kekuasaannya, ia memperkenalkan koin emas yang berfungsi sebagai mata uang dalam proses perdagangan masyarakat.

  • Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1349)

Mahmud Malik meruoakan Putra dari Muhammad Malik as-Zahir yang menggantikannya berkuasa sebagai sultan atau raja ketiga Samudra Pasai. Di masa kekuasaannya, ia pernah menerima kunjungan Ibnu Batutah di Samudra Pasai.

  • Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1349-1406)
  • Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)

Nahrasyiyah menjadi satu-satunya pemimpin wanita atau ratu Samudra Pasai. Belum ada banyak informasi yang menjelaskan mengapa di periode ini tidak diperintah oleh seorang sultan. Pada masa kepemimpinan  Nahrasyiyah, Laksamana Cheng Ho pernah beberapa kali mengunjungi kerajaan Pasai yaitu pada tahun 1405,1408, dan 1412.

  • Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
  • Sultan Shalahuddin (1438-1462)
  • Raja Sultan Ahmad II (1462-1464)
  • Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
  • Sultan Ahmad IV (1466)
  • Raja Sultan Mahmud (1466-1468)
  • Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
  • Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
  • Raja Sultan Al Kamil (1495)
  • Sultan Adlullah (1495-1506)
  • Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
  • Raja Sultan Abdullah (1507-1509)
  • Sultan Ahmad V (1509-1514)
  • Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

Kepemimpinan Sultan Zainal Abidin IV  berakhir pada 1517, akan tetapi Samudra Pasai baru benar-benar runtuh ketika mendapat serangan Portugis, di tahun 1521. Di antara  tahun 1517 hingga 1521, terjadi perang saudara yang berdampak pada kacaunya kedamaian internal kerajaan.

Baca Juga ini Ya !! =>  Tempat Wisata di Lembongan Bali yang Mempesona dan Masih Alami

B. Kehidupan Masyarakat

  • Kehidupan Sosial

Sebagian besar masyarakat Samudra Pasai menganut agama Islam. Agama Buddha dan Hindu masih ada, sebab waktu berdirinya Samudra Pasai berdekatan dengan masa kejayaan dari kerajaan Hindu Majapahit dan Singasari di Jawa. Nah jika dilihat dari segi kultural, masyarakat samudra Pasai bisa dibilang sama dengan Malaka. Baik dari kebudayaan, agama, dan juga ritual lainnya. Kesamaan tersebut membuat Samudra Pasai lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan Malaka. Sekeliling pusat kota Kerajaan Samudra Pasai dipagari kayu, dan di tengah-tengah kota terdapat masjid dan pasar.

  • Kehidupan Politik

Dari segi kehidupan politik kerajaan samudra pasai, posisinya wilayah yang strategis karena berada di jalur perdagangan, membuat kerajaaan samudra Pasai menjadi sasaran bagi kerajaan lain di Nusantara untuk memperluas wilayah. terlebih Samudra Pasai eksis ketika masa kejayaan kerajaan Hindu di Jawa hingga masuknya imperialisme barat. Kerajaan ini pernah dikunjungi Ibnu Batutah dan juga Laksamana Cheng Ho, pada abad ke-14 Samudra Pasai pernah diserang oleh Majapahit, dan pada tahun 1521 diserang oleh Portugis. Samudra Pasai memiliki jabatan-jabatan yang ditempatkan di beberapa posisi antara lain sebagai Menteri, penguasa pelabuhan atau Syahbandar, dan Kadi atau hakim yang menyelesaikan masalah-masalah hukum.

  • Kehidupan Ekonomi

Aktivitas perekonomian yang paling utama dari masyarakat samudra pasai adalah perdagangan. Lokasi wilayahnya sangat strategis sebagai kota dagang dan berada pada jalur perdagangan internasional, Pasai juga menjadi bandar untuk para pedagang Islam. Kesultanan Pasai menjadikan lada sebagai komoditas utama dan diminati seluruh dunia. Pasai juga mengeluarkan koin emas yang digunakan sebagai mata uang bagi masyarakatnya. Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman, aktivitas ekonominya dengan cara bertani dan juga beternak. Hal tersebut untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi negara.

C. Kemunduran kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai mengalami masa kehancuran ketika tahun 1521 mendapat serangan Portugis. Serangan ini merupakan rangkaian ekspansi Portugis untuk menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama bagi perdagangan internasional. Terlebih karena sebelumnya terjadi konflik internal terkait perebutan kekuasaan di akhir masa kepemimpinan Sultan Zainal Abidin IV. Konflik tersebut membuat kekuatan internal melemah  sehingga memudahkan Portugis untuk menaklukkan samudra pasai. Beberapa tahun setelahnya, kerajaan Pasai tergabung ke dalam daerah kekuasaan Kesultanan Aceh.

Baca Juga ini Ya !! =>  Tempat Wisata di Surabaya yang Menarik untuk Dikunjungi
kerajaan samudra pasai
Sumber: web hermankhan

Terdapat beberapa peninggalan dari masa kejayaan samudra pasai yang bisa kita lihat hingga saat ini. Dan salah satu yang paling populer dari peninggalan Kerajaan Samudra Pasai adalah Makam dari Sultan Malik as-Saleh. Peninggalan makam ini menjadi salah satu bukti masuknya agama Islam ke Nusantara sekitar abad ke-13. Hal tersebut dilihat dari tulisan di makamnya yang menggunakan huruf arab dan juga memiliki ciri khas seperti makam Islam. Ada juga peninggalan lain berupa Hikayat Raja-Raja Pasai yang berisi nama-nama raja, kemudian koin emas yang menjadi alat jual beli ketika proses perdagangan.

Yang terakhir ada Cakra Donya, peninggalan ini berupa lonceng yang hingga saat ini menjadi benda keramat. Cakra Donya terlihat seperti mahkota besi yang berbentuk stupa, lonceng ini diperkirakan buatan Cina pada tahun 1409 M. Makna dari nama Cakra Donya adalah Cakra yang berarti poros kereta, matahari atau cakrawala, lambang-lambang Wishnu, sedangkan Donya sendiri berarti dunia.