Banyak budaya Betawi yang masih ada hingga kini, tapi ada juga budaya Betawi yang hampir punah. Berikut ini adalah beberapa budaya Betawi yang harus kita lestarikan agar tidak punah. Pantengin terus ye!
Sekilas Info tentang Suku Betawi
Suku Betawi di Indonesia umumnya tinggal di area Jakarta, Bogor dan daerah sekitar, dan sudah ada sejak abad ke-17. Suku ini adalah produk asimilasi dari berbagai kelompok etnis yang sudah lebih dulu ada di Jakarta. Kelompok etnis tersebut antara lain Melayu, Sunda, Tionghoa, India, Arab, Jawa, Bali, Ambon, Makassar, dan Bugis. Meski banyak pihak berpendapat bahwa suku ini merupakan hasil perkawinan berbagai etnis dan suku bangsa lain, tapi persilangan ini menghasilkan suku yang unik dan khas. Budaya-nya pun nggak ade duenye dah! Berikut ulasan terkait ragam budaya Betawi, mulai dari bahasa hingga tradisinya.
Ragam Budaya Betawi
Suku Betawi lahir atas percampuran berbagai suku dan budaya. Dan jadilah hasil budaya suku Betawi. Budaya Betawi atau budaya Jakarta pun mendapat pengaruh dari budaya etnis lain, seperti Sunda, Melayu dan Tionghoa. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang dari berbagai suku pindah ke Jakarta, dan suku Betawi kian tersingkir. Untunglah sekarang telah berdiri cagar budaya di Situ Babakan, untuk mencegah punahnya budaya Betawi sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya yang tiada duanya ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita pun wajib ikut andil dalam upaya pelestarian budaya khas Indonesia ya, termasuk budaya Betawi ini.
Bahasa Betawi
Bahasa suku Betawi yang paling utama adalah bahasa Betawi, yaitu bahasa Melayu Betawi. Merupakan percampuran bahasa Melayu Kreol dan bahasa Indonesia dengan berbagai unsur bahasa lain seperti bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Tiongkok Selatan terutama Hokkian, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Sementara penggunaannya dalam percakapan sehari-hari disertai dialek Betawi.
Dialek Betawi sendiri ada dua macam, dialek Betawi pusat atau tengah dan dialek Betawi pinggiran. Perbedaannya ada pada akhiran katanya. Jika dialek Betawi pinggiran biasanya sama dengan bahasa Indonesia yaitu dengan akhiran ‘a’ (hanya dengan logat Betawi), maka dialek Betawi pusat mengubah akhiran itu jadi ‘e’. Misalnya apa jadi ape, kenapa jadi kenape, dan seterusnya. Tokoh terkenal yang merupakan penutur dialek Betawi pusat adalah Benjamin Sueb, sementara penutur dialek Betawi pinggiran misalnya Mandra.
Seni drama, tari dan musik khas Betawi
Kesenian adalah salah satu cerminan budaya yang paling terlihat. Dalam budaya Betawi, kesenian ini antara lain adalah seni drama, seni tari, dan seni musiknya. Tarian Betawi, seperti halnya bahasa dan budaya Betawi, mendapat pengaruh dari unsur budaya pembangunnya. Misalnya Tari Yapong, yang mendapat pengaruh dari tari Jaipong dari Sunda, dengan kostum penarinya yang seperti kostum pemain Opera Beijing. Selain Tari Yapong, Betawi juga punya Tari Cokek, Tari Ronggeng Blantek, Tari Gitek Balen, Tari Topeng Gong, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa budaya Betawi yang paling khas:
-
Ondel-ondel
Yang satu ini kamu pasti sudah nggak asing lagi. Ondel-ondel adalah ikonnya Jakarta dan sering muncul di acara-acara pesta rakyat. ‘Boneka’ besar setinggi 2,5 meter ini terbuat dari anyaman bambu. Jadi, mudah dipikul orang dari dalam. Bagian wajahnya adalah topeng, dengan rambutnya yang meriah terbuat dari ijuk. Ondel-ondel ‘cowok’ biasanya punya kepala berwarna merah, sedangkan yang cewek warnanya putih. Dulu, masyarakat mengarak ondel-ondel sebagai penolak bala dan mengusir roh halus. Kalau sekarang, ondel-ondel lebih menjadi symbol budaya saja.
-
Orkes Tanjidor
Pertunjukkan ondel-ondel terutama yang ada di acara-acara pernikahan biasanya nggak sendirian nih. Ada yang mengiringi, yaitu orkes tanjidor yang memiliki pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa terutama Belanda dan Portugis. Instrumennya sama dengan yang ada di marching band atau drumben. Terdiri dari trompet, xylophone, drum bass, snare drum, maracas, simbal, melofon, trompet bariton, dan lain-lain. Selain muncul di pesta pernikahan sebagai pengiring pengantin, orkes tanjidor biasanya juga pentas di acara pawai, pesta Cap Go Meh, dan sebagai musik jalanan.
-
Lenong
Lenong adalah seni pertunjukan asli Betawi yang berupa pertunjukan teater atau sandiwara. Dialognya seluruhnya memakai bahasa Betawi, dengan adegan berbalas pantun, dan juga berisi lagu, lawakan serta lelucon yang renyah menghibur.
-
Gambang Kromong
Gambang kromong adalah orkes Betawi yang mengiringi jalannya pertunjukan lenong. Instrumennya memadukan gamelan dengan alat musik Tionghoa, misalnya sukong, tehyan, dan kongahyan. Nama Gambang Kromong sendiri berasal dari dua alat musik yang merupakan instrumen inti dari orkes ini, yaitu gambang dan kromong. Lagu yang dibawakan orkes ini biasanya bersifat penuh humor, gembira, dan kadang berisi ejekan.
-
Silat Betawi
Adalah salah satu jenis ilmu dan seni bela diri khas Betawi yang merupakan produk sosial budaya yang masih lestari. Pencak silat bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Menurut para pakar, ada dua hal yang wajib dipelajari masyarakat suku Betawi: ilmu agama dan ilmu beladiri berupa pencak silat Betawi. Jagoan pencak silat (disebut jawara) biasanya juga adalah orang dengan pribadi yang santun dan cukup disegani dalam masyarakat. Sampai sekarang pun seni bela diri ini masih menggiring minat banyak orang, terutama generasi muda. Salah satu aliran sikat Betawi adalah Silat Beksi. Penciptanya adalah orang Tionghoa bernama Lie Tjeng Hok.
Makanan khas Betawi
Makanan Betawi yang paling terkenal pastilah kerak telor. Bukan hanya karena rasa dan tekstur makanannya yang unik, tapi juga cara masaknya. Kerak telor terbuat dari beras ketan putih, telur bebek atau telur ayam, dan ebi. Sangrai kering semua bahan dalam wajan di atas anglo, tungku dari tanah liat dan berisi arang. Uniknya, kerak telor juga dimasak dengan cara membalik wajan sehingga kerak telor dimasak langsung di atas arang. Setelah itu, tambahkan bawang merah goreng dan bumbu yaitu kelapa sangrai, cabe merah, jahe, kencur, merica, serta gula dan garam. Kerak telor ini bisa kita temukan setiap hari di berbagai tempat, seperti di sekitar Kota Tua.
Kalau kerak telor masih populer, lain nasibnya dengan roti buaya, yang biasanya hadir di acara pernikahan adat Betawi. Roti berbentuk buaya ini simbolis banget lho sebenarnya. Beda dengan ungkapan masa ini yaitu buaya darat, buaya sebenarnya hewan yang setia lho. Mereka hanya kawin sekali sama pasangannya. Jadi, roti buaya melambangkan kesetiaan dalam perkawinan.
Selain dua itu, makanan khas Betawi termasuk ketoprak Jakarta, gabus pucung, laksa Betawi, nasi uduk, soto Betawi, kue cucur, kue talam, kue kembang goyang, kue ape, dan masih banyak lagi. Sementara minuman khas Betawi misalnya bir pletok, es goyang, dan es selendang mayang.
Rumah adat suku Betawi
Rumah tradisional atau rumah adat Betawi adalah rumah kebaya, dengan atap yang menyerupai pelana yang terlipat. Kalau kamu lihat atap ini dari samping, akan terlihat seperti lipatan kebaya. Itulah asal nama rumah khas Betawi ini. Yang khas dari rumah kebaya adalah terasnya yang luas. Biasanya teras adalah tempat orang Betawi menyambut dan menjamu tamu, bisa juga buat kumpul-kumpul santai bareng.
Ada satu tradisi Betawi yang berkaitan dengan pembangunan rumah mereka, yaitu ritual adat Bikin Rume. Ritual ketika hendak membangun rumah ini sarat akan aturan-aturan seperti perhitungan, pantangan, hari baik, rezeki, dan keselamatan calon penghuni rumah.