Budaya – Provinsi Maluku memiliki julukan provinsi seribu pulau, sebab Maluku memiliki wilayah kepulauan dengan jumlah pulau yang cukup banyak. Baik pulau utama yang besar hingga gugusan pulau-pulau kecil. Nah banyaknya pulau di wilayah maluku, mempengaruhi pula kebiasaan, tradisi dan budaya Maluku, sehingga membuatnya menjadi kaya dan beragam.
Nah buat kamu yang penasaran, berikut ulasan singkat mengenai tradisi dan budaya provinsi Maluku.
1. Rumah Adat
Maluku memiliki salah satu rumah tradisional yang bernama Rumah Baileo, khususnya milik suku Baileo di Maluku Utara. Bentuknya berupa rumah panggung persegi dengan dengan tinggi satu hingga dua meter. Kerangka rumah ini terbuat dari kayu dengan dinding terbuat dari tangkai rumbia bernama gaba-gaba. Untuk atapnya terbuat dari rumbia dan bagian depan rumah terdapat beranda atau teras.
Rumah adat Baileo fungsi utamanya adalah menjadi tempat berkumpul bagi seluruh warga desa. Di masa lampau rumah Baileo biasanya menjadi rumah raja, rumah kepala desa hingga menjadi tempat beribadah.
Warga suku Baileo sering kali mengadakan pertemuan untuk membahas kehidupan mereka hingga membahas mengenai strategi perang di rumah adat ini. Seiring perkembangan zaman, kini rumah adat baileo beralih fungsi menjadi balai desa.
2. Makanan
Beberapa makanan khas dari provinsi Maluku sangat unik. Bisa menjadi rekomendasi bagi kamu yang berencana berkunjung ke sana. Beberapa diantaranya adalah:
-
Jaha atau Pali-pali
Pali-pali atau jaha merupakan kuliner adat sejenis nasi. Tapi uniknya, nasi tersebut dimasak dalam seruas bambu atau bisa juga dibungkus menggunakan daun rumbia yaitu daun pohon sagu. Ukuran wadahnya memanjang sekitar 40 cm dengan diameter 3 cm. Penyajiannya dengan meletakkan 10 potong di atas sebuah piring atau bisanya tempat yang menyerupai perahu pelambang laut menjadi simbol laki-laki.
-
Dada (Kukusan)
Berikutnya adalah dada atau kukusan. Makanan adat unik ini merupakan nasi tumpeng yang menyerupai sebuah gunung. Penyajiannya diletakkan di atas piring. Jika jaha/pali-pali melambangkan perahu laut/laki-laki, maka Dada melambangkan daratan/perempuan.
-
Sagu
Dua makanan sebelumnya merupakan kuliner adat, sedangkan untuk makanan khas, yang umum dikenal adalah sagu. Sagu menjadi salah satu alternatif makanan pokok di Maluku khususnya wilayah Ambon. Selain itu, sagu juga menjadi bahan dasar dalam membuat beberapa kue khas Ambon, misalnya kue arobe dan juga kue baksona. Salah satu olahan yang sudah familiar mungkin bagi sahabat Apik sekalian adalah Papeda. Bubur dari olahan dari sagu yang penyajiannya bersama dengan ikan kuah kuning.
3. Kesenian
-
Seni Suara dan alat musik
Dalam bidang tarik suara, Maluku tidak perlu diragukan lagi. banyak penyanyi bersuara emas lahir dari provinsi ini. Sebab hampir di tiap desa memiliki grup paduan suara. Selain itu, dalam bidang musik Maluku juga terkenal dengan suling bambunya. Bahkan orkes suling digunakan dalam kebaktian di gereja hingga meramaikan upacara-upacara lainnya.
Untuk alat musik, beberapa yang populer antara lain adalah Tifa yang merupakan alat musik sejenis Gendang kemudian Totobuang yang terdiri dari serangkaian gong-gong kecil. Perpaduan kedua alat musik tersebut melahirkan lantunan irama musik yang khas.
Musik-musik yang berasal dari wilayah Maluku memang memiliki ciri khas. Salah satunya adalah penggunaan alat musik Hawaiian berupa ukulele pada lagu-lagu pop maupun lagu pengiring tarian tradisional seperti Katreji. Selain itu ada pula musik Sawat, yang merupakan perpaduan budaya Maluku dengan budaya Timur Tengah.
-
Seni Tari
Selain seni musiknya yang khas, Maluku juga memiliki beragam tarian tradisional maupun tarian khas. Nah yang mungkin paling terkenal adalah tarian poco-poco. Namun ada beberapa tarian tradisional lain yang juga sangan khas dan unik, yaitu:
Tarian Sulureka-reka, yaitu tarian dengan empat buah gaba-gaba/pelepah sagu yang mana dipegang kemudian dilompati oleh penari lainnya.
Tari Cakalele Bulu Ayam, yakni tarian perang yang ditampilkan oleh laki-laki. Mereka memakai baju cele dan celana Makasar, ikat pinggang serta menggunakan topi bulu ayam putih bersih. Kemudian sebagai pelengkap yaitu senjata, menggunakan parang dan sawaluku (perisai). Alat musik pengiringnya adalah tifa dan suling.
Tari Bulu Ayam, yaitu tarian yang ditarikan oleh perempuan yang terpilih dari tiap-tiap soa. Untuk pakaian dan alat musik sama persis dengan kebutuhan pada tarian Cakalele Bulu Ayam. Hanya yg membedakan adalah penyesuaian dengan penarinya yang merupakan perempuan.
-
Seni Pahat, Ukir dan Kerajinan
Selain seni musik dan tari, Provinsi Maluku juga memiliki seni kerajinan yang cukup beragam.
Seni pahat dan ukir di Maluku khususnya wilayah Maluku Tenggara terlihat pada patung-patung pemujaan. Bahkan jika ada anggota keluarga yang meninggal, akan dibuatkan patung yang sesuai wajah muka dan sifat-sifatnya. Selain itu ada pula seni kerajinan seperti pembuatan wadah untuk tempat air minum, wadah bunga dan lain-lain. Pembuatanya dari tanah yang dibakar menggunakan pelepah sagu.
Beberapa kerajinan lain yang juga khas dan cukup terkenal adalah kerajinan tenun, anyaman, serta kerajinan dari bahan cengkeh, mutiara, hingga batu karang.
4. Pakaian dan Senjata Tradisional
Ada beberapa busana yang pada zaman dahulu menjadi busana sehari-hari yang dikenakan ketika bekerja atau berada di rumah.
Misalnya saja Celana kes atau hansop, merupakan celana anak-anak yang terbuat dari beraneka macam kain. Kemudian ada kebaya manampal. Kebaya cita berlengan hingga siku yang dijahit dengan menambal potongan kain dan disusun sedemikian rupa agar terlihat manis.
Perempuan pendatang dari kepulauan Lease yang telah menetap di Ambon, biasa menggunakan baju cele. Baju ini sejenis kebaya berlengan pendek, leher ke arah dada terbelah sepanjang 15 cm dan tanpa kancing. Baju cele dijahit dengan ukuran panjang lengan hingga siku. Sementara bagi laki-laki Ambon, mengenakan pakaian atas baju kurung lengan pendek tanpa kancing, lengkap dengan celana kartou.
Untuk senjata tradisional dari provinsi Maluku yang terkenal yaitu parang dan salawaku. Ukuran panjang parang sekitar 90-100 cm, kemudian salawaku atau perisainya berhiaskan motif-motif yang melambangkan keberanian.
5. Kegiatan Upacara Adat
-
Pukul Manyapu
Merupakan acara adat tahunan di desa Mamala-Morella. Tradisi ini biasanya pada hari ke-7 setelah hari raya Idul Fitri. Asal mula dari tradisi ini adalah dari perang Kapahaha pada tanggal 27 Oktober 1646, yang terjadi di pantai Sawatelu, Negeri Hausihu (nama lama dari Negeri Morella). Perang terjadi akibat pengepungan Benteng Kapahaha kepunyaan warga Maluku, selain itu juga karena pendirian markas VOC di Teluk Sawatelu tahun 1646.
-
Lari Obor Pattimura
Setiap tanggal 15 Mei, masyarakat dan pemerintah setempat melakukan prosesi adat sekaligus kebangsaan untuk memperingati hari Pattimura. Nah yang paling terkenal yaitu lari obor dari Pulau Saparua hingga menyeberang lautan menuju Pulau Ambon.
Prosesi ini mulai dengan menyalakan api obor di puncak Gunung Saniri, Pulau Saparua. Ini merupakan salah satu situs sejarah perjuangan Pattimura. Sebab di tempat itulah awal mula perang rakyat Maluku melawan Belanda di tahun 1817.
Nah sekian ulasan mengenai tradisi dan budaya Maluku. Semoga dapat bermanfaat bagi sahabat Apik sekalian.