Siapa yang nggak pengen tahu budaya Bali yang lain daripada yang lain? Keunikan budaya Bali membuatnya nggak bisa kamu jumpai di tempat manapun selain di Pulau Dewata. Cek pembahasannya di bawah ini untuk tahu lebih banyak tentang budaya Bali!
Asal Usul Suku Bali
Terbentuknya Suku Bali di Pulau Dewata adalah melalui tiga tahapan. Masyarakat Bali yang pertama terjadi setelah menyebarnya penduduk Nusantara pada zaman prasejarah. Kemudian, bertambah selama masa penyebaran agama Hindu. Gelombang terakhir migrasi yang membentuk masyarakat Bali pada masa sekarang berasal dari Jawa pada zaman penyebaran agama Islam di Nusantara. Rakyat kerajaan Majapahit yang runtuh pada abad ke-15 memutuskan untuk mempertahankan keyakinan dan budaya mereka dengan menyeberang ke Pulau Bali. Hal inilah yang membuat adanya sinkretisme atau pembauran budaya Jawa dengan tradisi asli yang sudah ada di Bali.
Berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2010 lalu, Suku Bali ada sekitar 3,9 juta jiwa. Mayoritas Suku Bali masih menetap di Pulau Dewata dan masih melestarikan adat istiadat Bali di sana, yaitu kurang lebih 3,3 juta jiwa. Sisanya tersebar di beberapa daerah di Indonesia setelah adanya program transmigrasi. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat Bali adalah bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Mayoritas Suku Bali memeluk agama Hindu, dengan beberapa penduduk yang beragama Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha.
Kebudayaan Suku Bali
Termasuk budaya yang masih sangat lestari, kebudayaan Suku Bali yang sakral dan bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Budaya Bali sarat akan nilai agama dan tradisi. Kamu bahkan akan sering melihat masyarakat Suku Bali mengenakan pakaian adat dan pakaian keagamaan di kehidupan sehari-hari.
Banyaknya penganut agama Hindu menjadikan banyaknya bangunan pura di seluruh penjuru Bali. Tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah umat Hindu saja, pura di Bali juga banyak yang terbuka untuk wisatawan umum. Banyak di antaranya sangat terkenal. Misalnya saja Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Luhur Uluwatu, yang termasuk dalam daftar 6 pura Sad Kahyangan. Atau Pura Tirta Empul yang merupakan pura Dang Kahyangan. Pura Ulun Danu Bratan yang ada di tengah danau, dan Pura Tanah Lot yang adalah pura segara seperti halnya Pura Uluwatu. Tak heran, Pulau Bali mendapat julukan Pulau Seribu Pura.
Ngaben, Melasti, Nyepi, Metatah, dan Tradisi Lain
Banyak sekali adat dan tradisi yang khas, hanya ada ada di Bali, dan kebanyakan sangat berkaitan dengan keagamaan Hindu. Misalnya upacara Ngaben, upacara pembakaran jenazah khas Bali yang juga termasuk dalam upacara Pitra Yadnya atau upacara untuk Leluhur. Juga ada metatah, upacara mengasah gigi untuk anak-anak Bali. Ada pula melasti, upacara mensucikan diri yang dilakukan di pinggir pantai dalam menyambut hari raya Nyepi.
“Saat dunia semakin cepat, Bali berani berhenti dan menyepi”
Potongan lirik lagu milik Navicula, band asal Bali, ini menggambarkan uniknya Bali dalam merayakan Nyepi. Di Bali, perayaan Tahun Baru Caka ini dilakukan dengan menghentikan hampir seluruh aktivitas di Pulau Bali (kecuali rumah sakit). Semua lampu mati. Tak ada yang boleh keluar ‘rumah’, termasuk wisatawan. Pada hari itu bahkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pun berhenti beroperasi. Tapi, tenang. Kemeriahan bisa kamu nikmati sehari sebelum Nyepi, dengan adanya pawai ogoh-ogoh yang bikin rahang kamu menganga. Tentu, masih banyak lagi tradisi yang hanya bisa kita saksikan dan alami di Bali. Seperti Mepantigan (seni bela diri tradisional Bali), Mekotek (ritual tolak bala khas Bali), Gebug Ende Seraya (seni perang rotan), Makepung (balap kerbau di Jembrana), dan lain sebagainya.
Kesenian khas Bali
Gamelan Bali adalah serangkaian alat musik tradisional khas Bali yang tak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Suku Bali. Gamelan selalu ada untuk mengiringi prosesi adat dan upacara keagamaan, serta sebagai iringan tari-tarian dan seni pertunjukan Bali. Yang khas dari gamelan Bali ada pada temponya yang cepat, suaranya yang cempreng, dan dinamikanya. Tipe gamelan di Bali adalah gamelan gong kebyar, dengan kata kebyar yang berarti keras, cepat, dan tiba-tiba.
Banyak pula tari-tarian asal Bali yang populer dan terkenal hingga kini. Sebut saja tari kecak, tari pendet, tari legong, tari barong, tari janger, tari baris, dan lain-lain. Yang sangat terkenal di telinga para wisatawan adalah pertunjukan tari kecak di Pura Uluwatu.
Seni budaya Bali itu sendiri tak hanya terdiri dari seni pertunjukan seperti seni tari Bali, sendratari, dan musik saja. Seni kerajinannya terutama lukisan, anyaman, ukiran kayu dan pahatan batu juga mendominasi dan mendunia. Kamu akan bisa mengagumi keindahan ornamen-ornamen yang Bali banget dimana pun. Tak hanya di pura dan museum saja, di hotel dan bandara pun buanyak! Para pelancong pun bisa mengantongi salah satu kerajinan khas Bali sebagai buah tangan dan memento perjalanan mereka di Pulau Dewata. Bali memang antik deh! Bahkan sesajen yang bisa kita jumpai di sudut-sudut Bali pun nyeni banget, pakai anyaman daun kelapa buatan tangan.
Desa Adat Trunyan dan Penglipuran
Keistimewaan budaya Bali juga tampak pada artitekturnya yang khas. Salah satu tempat dimana kamu bisa menyaksikan keaslian arsitektur Bali yang masih asri adalah di Desa Penglipuran di Bangli. Selain rumah adat Bali masih sangat terjaga di sana, penduduknya pun masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat masyarakat Bali. Tak sekedar melestarikan, mereka semua menjalankan tradisi Bali dalam kehidupan sehari-hari mereka. Keseluruhan wilayah desa adat Penglipuran menganut konsep Tri Hita Karana, sebuah filosofi tentang keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan lingkungan. Hebatnya, sebagai desa wisata, Penglipuran masih konsistem mempertahankan wujud aslinya hingga sekarang.
Satu lagi desa adat yang nggak kalah unik: Desa Trunyan. Kalau di Penglipuran kamu bisa menikmati keindahan pedesaan ala Bali, di Trunyan, kamu harus siap-siap merinding disko. Pasalnya, pariwisata desa di daerah Kintamani dan dekat Danau Batur ini mengangkat tradisi pemakamannya yang unik. Mereka tidak mengubur atau mengkremasi jenazah, tapi hanya diletakkan saja di salah satu dari tiga area makam sesuai kematiannya. Asal nama desa ini pun berkaitan dengan area makam mereka, yang menjadi satu-satunya tempat tumbuh pohon bernama Taru Menyan. Taru sendiri artinya pohon, sedang Menyan artinya harum. Yup, pohon ini mengeluarkan bau harum, yang bahkan bisa menetralisir bau pada mayat yang membusuk.
Budaya suku Bali memang banyak peminatnya. Nggak heran, udah banyak terbit makalah kebudayaan Bali yang bisa menambah pengetahuan kita tentang budayanya masyarakat Pulau Dewata. Sebagai generasi penerus bangsa, tugas kita untuk melestarikan budaya asli negeri sendiri. Penting juga untuk tahu budaya suku lain di Indonesia, agar bisa lebih saling menyayangi dan menghargai.