Halo sahabat Apik, di artikel kali ini KabarApik akan memberikan kamu informasi seputar Kerajaan Mataram Hindu atau yang juga dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno. Mulai dari sejarah singkat hingga aspek sosial ekonomi dan politiknya.
Mataram Hindu atau Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu yang berdiri di Jawa. Kerajaan ini juga adalah penerus langsung Kerajaan Kalingga (Ho-Ling) yang letaknya berada di pesisir utara Pulau Jawa. Ada dua corak utama yang dimiliki Mataram Kuno, yang pertama Wangsa Sanjaya beragama Hindu dan juga Wangsa Syailendra dengan agama Buddha Mahayana.
Nah salah satu peninggalan maha dahsyat dari Kerajaan Mataram Kuno yang bisa kita nikmati saat ini adalah Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Masing masing candi tersebut memberikan corak yang sesuai dengan masing-masing wangsanya. Pada akhirnya Kerajaan ini nantinya berpindah ke Timur Jawa, hingga menjadi awal mula dari tumbuhnya kerajaan besar bercorak Hindu di Jawa Timur.
Mungkin kamu sudah penasaran seperti apa sejarah dari kerajaan Mataram Hindu ini, langsung saja berikut penjelasannya.
A. Letak kerajaan Mataram dan Pendiri Kerajaan
Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno berada di Jawa Tengah, di sekitar kaki gunung Merapi atau sekarang ini menjadi wilayah Magelang. Wilayah tersebut merupakan bagian Bhumi Mataram yang diberikan untuk salah satu putra dari Ratu Shima kerajaan Kalingga. Nah saat Bhumi Mataram dan juga Bhumi Sambara bersatu lagi, kerajaan Mataram Kuno pun didirikan.
Siapa pendirinya? Dia adalah Sri Sanjaya, yang merupakan generasi ketiga pemimpin Bhumi Mataram. Ia yang mendeklarasikan Wangsa Sanjaya dan juga Kerajaan Mataram Kuno. Sri Sanjaya naik tahta tahun 732 M dan mendapat sebutan atau gelar Rakai Mataram.
Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno (kerajaan Medang) ini sendiri terbagi kedalam dua bagian. Yaitu periode Jawa Tengah dan juga periode Jawa Timur.
Setelah sang raja Rakai Sumba turun tahta, ia digantikan oleh Mpu Sindok. Kemudian kekacauan terjadi di ibukota Mataram yang disebabkan oleh letusan gunung Merapi. Sehingga Mpu Sindok akhirnya memindahkan pusat kekuasaan ke Jawa Timur. Di sana ia mendirikan Wangsa Isana yang menggantikan Syailendra.
B. Kehidupan Masyarakat
-
Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial masyarakat Mataram tidak begitu menemui masalah berkenaan dengan peralihan agama kerajaan mataram kuno yang awalnya Hindu di Wangsa Sanjaya kemudian menjadi Buddha Mahayana di Wangsa Syailendra. Kedua wangsa ini justru dapat berdampingan dengan baik tanpa konflik, hal tersebut membuat masyarakatnya tetap bisa hidup meskipun sebagia diantaranya masih menganut agama leluhur mereka. Rakyat Mataram juga memiliki ikatan yang kuat dengan kerajaannya, karenanya Mataram Kuno banyak membangun candi-candi yang besar.
-
Kehidupan Politik
Mataram Kuno adalah pewaris sah dari kekuasaan tanah Jawa yang menggantikan kekuasaan Kerajaan Kalingga. Maka dari kelanjutan dari kekuasaan tersebut berlangsung tanpa banyak konflik. Meski demikian, sejak ada dua wangsa di dalam kekuasaan Mataram, maka potensi perebutan kekuasaan selalu mengintai. Hal tersebut terjadi saat Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya saling memperebutkan tahta dengan Balaputradewa yang dari Wangsa Syailendra.
Mataram Kuno memiliki sistem birokrasi yang rapi. Ada posisi Rakryan Mahamantri dalam sistem kerajaannya yang merupakan pembantu utama raja, ada Rakryan yang merupakan pejabat administrasi, dan ada pula Rakai yang merupakan perpanjangan tangan dari Raja dan berfungsi sebagai penguasa daerah.
Secara politis, kerajaan Mataram menjalin hubungan yang cukup erat dengan Sriwijaya dan Bali. Dan sejak terusirnya Balaputradewa, membuat hubungan Mataram dan Sriwijaya menjadi renggang dan berujung pada serangan pimpinan Dharmawangsa Teguh ke Palembang.
-
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno meninggalkan daerah pesisir untuk kemudian menduduki daerah pedalaman, khususnya wilayah kaki gunung. Ini terlihat dari peninggalan berupa candi-candi yang terbangun di dekat pegunungan. Masyarakat Mataram secara umum kegiatan ekonominya adalah bercocok tanam dan beternak. Selain itu mereka juga melakukan aktivitas perdagangan dengan berbagai daerah di Jawa. Tidak terlalu banyak informasi mengenai kegiatan ekonomi masyarakat Mataram, namun dilihat dari pusat kerajaannya kemungkinan masyarakat Mataram berdagang melalui laut.
C. Masa kejayaan kerajaan Mataram kuno dan Kejatuhannya
Sebenarnya Kerajaan Mataram Kuno tidak memiliki masa raja tertentu yang menjadi era kejayaannya. Sebab kekuasaan Mataram Kuno di Jawa sangat jarang terlibat konflik, terlepas konflik internal dengan keturunan Sriwijaya. Sehingga mataram terus berkembang. Meskipun begitu banyak hal menarik yang bisa dibahas mengenai kejayaannya, termasuk salah satunya adalah pencapaian besar raja-rajanya ketika sedang berkuasa berkuasa.
Dimulai dari Sri Sanjaya yang merupakan pemimpin pertama Mataram Kuno. Ia membangun pondasi kerajaan dengan mampu menerima kalangan agama manapun. Wangsa Syailendra beragama Buddha dan Sanjaya beragama Hindu. Selain itu ada aliran kepercayaan lainnya yang eksis dan diizinkan di lingkungan kerajaan.
Selanjutnya ada Rakai Panangkaran yang mampu menaklukkan beberapa kerajaan kecil yang ada di sekitarnya. Ia juga melanjutkan tradisi toleransi antar agama dengan sangat baik. Bahkan ia juga membuat pemukiman khusus bagi penduduk beragama tertentu untuk menghindari konflik. Ia juga yang memulai pembangunan komplek Candi Borobudur dan juga Candi Sewu yang mana bercorak Budha.
Kemudian Rakai Pikatan yang merupakan penerus dari tahta wangsa Sanjaya. Ia berhasil mengalahkan kandidat yang berasal dari wangsa Syailendra, Balaputradewa. Rakai Pikatan yang memulai pembangunan komplek candi Hindu terbesar yaitu Prambanan. Ada juga Dyah Balitung sebagai raja yang cakap dalam hal ekspansi kekuasaan. Ia mampu menguasai banyak wilayah di timur dan juga menguasai jalur perdagangan di Sungai Brantas dan Bengawan Solo.
Selain membahas masa kejayaan dan juga kehebatan rajanya, menarik juga untuk kita kamu ketahui momen runtuhnya Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno ini.
Keruntuhan Mataram Kuno bermula karena memuncaknya konflik antara Mataram dan Sriwijaya. Dharmawangsa Teguh menyerang melalui laut ke Palembang. Dan Raja Sriwijaya, Sri Cudamaniwarman mendapat bantuan Cina sehingga serangan dapat digagalkan. Sriwijaya kemudian membalas serangan tersebut pada tahun 1016-1017 M, saat Haji Wurawari melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Dharmawangsa. Akhirnya Kerajaan Mataram/Medang hancur. Kemudian salah satu anggota dari Wangsa Isyana, Airlangga, membawa pergi seluruh pengikutnya. Ia mendirikan kerajaan Kahuripan di tepi sungai Brantas.
D. Sisa peninggalan kerajaan Mataram kuno
Masih ada beberapa peninggalan dari era kerajaan Mataram yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini, sebagian besar berupa candi, yang antara lain:
-
Candi Borobudur
Candi ini merupakan candi bercorak Buddha yang terbesar di dunia. Masa pembangunan di bawah wangsa Syailendra sekitar abad ke-7 Masehi, dan baru selesai pada masa kekuasaan Samaratungga. Candi ini berisi banyak mengenai kisah keagamaan Buddha, dan juga hal-hal yang terkait dengan praktik-praktik keagamaannya.
-
Candi Prambanan
Berbeda dengan Borobudur, Candi Prambanan adalah candi yang bercorak Hindu. Prambanan dibangun sekitar abad ke-8 Masehi, di masa pimpinan Rakai Pikatan dan Dyah Balitung. Prambanan menjadi candi bercorak Hindu terbesar di Indonesia. Dan bersama Borobudur saat ini telah resmi menjadi warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO.
-
Candi Kalasan
Candi Kalasan merupakan candi bercorak Buddha. Dalam sumber sejarah kerajaan Mataram kuno yaitu Prasasti Kalasan mengatakan Candi ini dibangun tahun 778 Masehi dan bertujuan untuk penghormatan atas Boddhisatva, Tarabhawana, dan juga menjadi vihara untuk para pendeta. Sang raja Rakai Panangkaran lah yang memerintahkan pembangunan Candi kalasan ini.
-
Candi Plaosan
Candi Plaosan juga Candi yang bercorak Buddha dan berada di wilayah Klaten. Letak Candi ini berdekatan dengan Candi Sewu dan juga Candi Prambanan dan candi Plaosan ini dibangun abad ke-9 di masa pemerintahan Rakai Pikatan.
-
Candi Gedong Songo
Lokasi dari Candi Gedong Songo terletak di lereng Ungaran, Semarang. Candi ini bercorak Hindu, dibangun pada abad ke-9 yang diperkirakan juga pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Candi ini letaknya sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Sesuai namanya, candi ini terdiri dari sembilan buah candi.
Nah sahabat Apik, demikianlah sejarah singkat kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno. Semoga dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan sejarah bagi kamu semua.