Budaya – Halo sahabat Apik, pada kesempatan kali ini kabarApik akan membahas mengenai Budaya Sulawesi Tengah. Yang merupakan provinsi dengan penduduk kedua terbanyak di pulau Sulawesi.
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki banyak sekali suku bangsa dan yang mendominasi adalah suku kaili. Selain itu masyarakat masyarakatnya juga memiliki kurang lebih 22 bahasa yang berbeda di antaranya, Bahasa Kaili, Bahasa Pamona, Bahasa Mori, Bahasa Banggai, Bahasa Saluan, Bahasa Balantak, Bahasa Bugis dan lain lain. Namun dalam kesehariannya masyarakat biasa berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.
Sulawesi Tengah sudah terkenal dengan budaya turun-temurun. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana. Berikut ulasan mengenai kebudayaan Sulawesi Tengah.
-
Rumah adat
Rumah adat Sulawesi Tengah atau yang populer dengan sebutan Rumah Tambi, Rumah adat yang berbentuk rumah panggung dengan atapnya yang sekaligus menjadi dinding. Selain rumah adat Tambi, ada juga rumah tradisional Lobo dan rumah Souraja.
-
Rumah Adat Tambi
Di Sulawesi Tengah rumah ini merupakan tempat tinggal bagi masyarakatnya. Baik itu untuk bangsawan hingga semua lapisan masyarakat. Namun terdapat beberapa perbedaan antara rumah kelompok bangsawan dengan rakyat biasa. Perbedaannya terletak pada bubungan rumah. Nah Rumah bagi kalangan bangsawan memiliki tanda berupa simbol kepala kerbau pada bubungan, sedangkan untuk masyarakat biasa tidak ada.
Bentuk rumah adat ini segi empat dengan atap piramida yang terbuat dari daun ijuk atau rumbia. Kemudian tiangnya terbuat dari kayu bonati. Pintu rumah berbentuk segi empat dengan ruang utama (lobona) tanpa ada kamar-kamar.
-
Rumah Adat Lobo
Rumah adat yang berikut ini berasal dari Desa Toro, Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ketika mendatangi desa tersebut, Tepat di tengah desa akan terlihat bangunan rumah adat lobo yang ukurannya sekitar 5×4 meter dengan dinding setinggi 1 meter.
Rumah adat Lobo memiliki fungsi utama sebagai tempat pengadilan, namun bisa juga sebagai balai rapat tetua adat, Sidang adat, Upacara, Perayaan panen hingga Rapat penentuan kapan membuka ladang.
-
Rumah Adat Souraja
Terakhir adalah rumah adat Souraja. Kata Souraja sendiri berarti rumah besar, yaitu rumah yang menjadi kediaman tidak resmi bagi manggan atau raja beserta keluarga. Rumah memiliki bentuk rumah panggung yang bangunannya tertopang oleh beberapa tiang. Tiang-tiang tersebut biasanya dari kayu keras, seperti kayu bayan, ulin dan sejenisnya.
Atap rumah berbentuk piramida dengan bagian depan dan belakang tertutup dengan panapiri. Yang menarik, rumah adat ini memiliki beberapa hiasan seperti hiasan kaligrafi atau huruf Arab yang ada di jeruji pintu dan jendela, kemudian ukiran pada dinding, loteng, hingga bagian lonta-karavana.
-
Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Ada banyak jenis untuk pakaian adat Sulawesi Tengah. Hal tersebut berkat keragaman suku yang ada di sana. Berikut beberapa diantaranya:
Untuk laki-laki menggunakan kemeja yang bernama Pakean Nu’moane. Baju kemeja ini biasanya mengkombinasikan dengan koja atau celana panjang. Selain itu, di kepala menggunakan Sungkup Nu’ubak dan lipa atau sarung sebagai pelengkap celana panjang.
Sedangkan untuk perempuan, pakaiannya berupa baju Sungkup Nu’ubak. Umumnya berwarna merah jambu yang berpadu dengan ikat pinggang berwarna hitam. Pakaian adat ini biasanya dipakai dalam upacara adat Tumpe. Selain itu, untuk roknya adalah Mahantam dengan warna merah jambu dengan aksesoris tambahan seperti, Kalung atau kalong, Gelang atau potto, Anting atau sunting, jaling, dan Selempang atau salandoeng.
-
Pakaian Adat Kaili
Untuk laki-laki menggunakan pakaian yang bernama Baju Koje/Puruka Pajana. Baju Koje atau baju Ceki berupa kemeja berlengan panjang dengan bentuk kerah tegak. Sedangkan puruka pajana merupakan pakaian bawahan yang dipadukan dengan baju koje.
Untuk perempuan disebut baju Nggembe. Pakaian atasan berbentuk segi empat yang panjangnya sampai pinggang, lengannya lebar, dan berkerah bulat. Pakaian ini juga menggunakan kain yang lengkap dengan penutup dada. Penggunaannya juga dipadukan dengan sarung tenun Dongala untuk bawahan.
-
Pakaian Adat Mori
Pakaian adat suku Mori bagi laki-laki adalah Lambu. Bentuknya blus berwarna merah dengan motif rantai berwarna kuning. Baju ini biasa dipakai dengan pasangan saluara atau celana panjang yang juga berwarna merah.
Untuk perempuan, pakaian atasan juga berupa Lambu lengan panjang merah dengan motif rantai kuning. Hanya saja untuk bawahan, menggunakan rok panjang berwarna merah l dengan motif rantai kuning.
-
Pakaian Adat Suku Toli-Toli
Pakaian tradisional suku Toli-Toli untuk laki-laki berupa blus lengan panjang. Bentuk leher baju tegak dengan hiasan pita emas dan manik-manik berwarna kuning. Kemudian untuk bawahan menggunakan puyuka/celana panjang dan sarung sebatas lutut. Kemudian menggunakan Sanggo sebagai penutup kepala.
Sedangkan untuk perempuan menggunakan blus lengan pendek yang disebut Badu. Baju ini lengkap dengan hiasan pita emas dan manik-manik. Untuk bawahan biasanya menggunakan Puyuka dengan hiasan pita emas, manik-manik, ban pinggang kuning, kemudian lipa/sarung sampai lutut.
-
Kesenian Tradisional Sulawesi Tengah
Kesenian tradisional setiap daerah secara umum terdiri dari berbagai macam kesenian seperti tarian, lagu daerah, alat musik hingga senjata tradisional. Begitu pula dengan provinsi Sulawesi tengah.
-
Tarian Tradisional
Sulawesi Tengah memiliki banyak sekali ragam tarian daerah atau tradisional. Keragaman tersebut tidak lain akibat dari banyaknya suku yang ada di provinsi tersebut. Nah berikut beberapa diantara banyaknya tarian adat Sulawesi Tengah:
- Tarian Baliore, tarian yang menceritakan mengenai kelincahan dan kegembiraan gadis-gadis ketika pesta panen tiba.
- Tari Raego, tarian yang bertujuan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang.
- Tari Lumense, atau yang bermakna ternang tinggi, berasal dari daerah Tokotu’a.
- Tarian Balia, merupakan salah satu jenis tarian yang masih berkaitan dengan kepercayaan animisme.
- Tarian Dopalak, dimainkan oleh 7 penari perempuan, seorang berperan sebagai panglima atau kepala penari. Lalu sisanya menjadi dayang-dayang.
- Tari Torompio, tarian uang gerakannya berputar-putar, sebagai simbol insan yang sedang jatuh cinta.
- Tarian Pepoinaya, tarian sebagai bentuk syukur atas segala karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
- Tari Dero, tari persahabatan dengan formasi melingkar. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai tarian perdamaian.
-
Alat Musik Tradisional
Banyaknya suku di Sulawesi Tengah tidak hanya menghasilkan beragam jenis tarian daerah, melainkan juga dengan alat musik tradisionalnya. Alat musik tersebut sangat unik dengan ciri khas dari sukunya masing-masing. Berikut ini beberapa diantara alat musing tradisional tersebut:
- Ganda atau Kanda, alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul seperti gendang.
- Geso-Geso, memiliki hanya satu buah dawai dan dimainkan dengan cara digesekkan.
- Gimba, alat musik tradisional yang memiliki fungsi untuk memberitahukan ketika ada kejadian tertentu seperti berita duka, bencana alam, dan lain sebagainya.
- Lalove, alat musik untuk mengiringi tari-tarian daerah atau beberapa adat tertentu.
- Pare’e, alat musik pukul. Dimainkan dengan cara memukul menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan untuk mengatur nada.
- Talindo, alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipetik.
- Santu, alat musik yang terbuat dari Bambu.
- Yori, alat musik yang dimainkan untuk menghibur diri, sebab suara yang dihasilkan tidaklah keras.
-
Senjata Tradisional
Berikut ini beberapa senjata tradisional yang berada di Sulawesi Tengah:
- Parang Panjang atau Guma, merupakan pusaka turun temurun. Senjata ini ini hanya dikeluarkan ketika sedang ada acara adat. Terbuat dari batu keras dengan ukiran kepala manusia pada pangkal parang.
- Pasatimpo, sejenis keris dengan hulu yang berbentuk bengkok ke bawah. Sarung senjata ini memiliki tali.
- Tombak Kanjae/Surampa, senjata panjang dengan bentuk berupa tombak bermata tiga, Sekilas senjata ini serupa dengan trisula.
- Cakalele, Senjata khas Sulawesi Tengah yang bentuknya perisai. Terbuat dari bahan kayu yang juga dilapisi dengan keping besi tipis. Cakalele menjadi alat pelindung dari serangan lawan.
Nah sahabat Apik, demikian ulasan singkat mengenai budaya Sulawesi Tengah. Semoga bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan.