Jambi, yakni sebuah provinsi yang berada sebelah timur Pulau Sumatera, berbagai macam budaya Jambi mulai dari rumah adat, pakaian adat, sampai upacara adat. Ada berbagai macam suku dari Jambi, seperti suku Jambi, suku Kerinci, sampai rumpun Minang. Berikut kita simak bersama berbagai macam kebudayaan Jambi lengkap beserta gambar dan penjelasannya.
Pakaian Adat Jambi
Budaya yang pertama kita mulai dari pakaian adat Jambi, bernama baju kurung tanggung yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan, pakaian ini terdiri dari penutup kepala atau lacak. Penutup kepalanya terbuat dari beledru warna merah yang memiliki 2 bagian yang menjulang tinggi pada bagaian depannya. Lalu untuk pakaian adat yang perempuan yakni kain selendang berwarna merah dan kain karung songket, nama pakaiannya baju kurung tanggung bersulam benang emas. Bermotif hiasan pelangi, kembang tagapo dan pucuk rebung.
Bentuk dari baju adatnya bermodel lengan tanggung, lebih dari siku tapi tidak sampai pergelangan tangan, menjadi ciri khas baju kurung tanggung ini. Untuk teknik pembuatannya dengan cara bordir dan tenun. Lalu untuk yang laki-laki dalam pemakaian topinya tidak lupa dimasukan kertas karton, supaya topi terlihat menjulang tinggi. Sebagai hiasan lacak dilengkapi dengan flora, yakni sebuah tali runci di sisi kiri, dan bungo runci untuk sisi kanannya. Bungo runci bisa memakai bunga tiruan ataupun bunga asli. Pakaiannya lengkap dengan sarung songket yang mereka ikat ke pinggul. Supaya ikatan sarung kuat, jangan lupa untuk memasang sabuk kuningan. Sabuk ini bisa menjadi tempat menyelipkan keris dan sekalian menjadi senjata tradisional.
Rumah Adat
Budaya jambi yang kedua ialah rumah lajang lako atau biasa bernama dengan rumah lamo. Rumah adat Jambi merupakan tempat tinggalnya masyarakat marga bathin. Nenek moyang mereka mewariskan rumah adat tersebut untuk masyarakat bathin. Konon orang bathin berasal dari 60 tumbi (keluarga) yang pindah dari koto rayo, mereka merupakan asal mula marga bathin v dengan 5 dusun asalnya. Awal mula masyarakat bathin terdiri dari 5 kelompok asal yang membentuk lima dusun, salah satunya penduduk bathin yang ada sampai sekarang ada di daerah rantau panjang.
Rumah-rumah disana dibangun memanjang secara terpisah lalu berjarak kira-kira 2 meter dengan menghadap ke jalan, dan belakangnya dibangun lumbung penyimpan padi. Pada bagian langit-langit ada yang bernama tebar layar yang berguna untuk dinding penutup ruang atas dan menahan tempias rembesan dari hujan. Untuk ruang tebar layar dan bubungan atap berfungsi untuk menyimpan barang-barang tidak terpakai. Lalu pada samping dindingnya terbuat dari papan ukir, pintunya pun terdiri 3 macam. Ada pintu tegak, pintu balik melintang, dan pintu masinding.
Upacara Adat
Budaya Jambi masih melekat erat dengan upacara adat Jambi yang ada sampai sekarang. Ada berbagai macam budaya rutin yang masyarakat lakukan, pertama ialah tradisi malam berinai, yakni mereka lakukan pada malam hari sebelum ijab qabul. Calon mempelai akan memberikan inai, yaitu cat kuku bertujuan untuk melindungi calon mempelai dari gangguan makhluk halus dan gangguan manusia.
Ke dua ada upacara adat yang bernama tradisi kenduri sko, yaitu upacara pemberian gelar kepada seorang yang tepat. Biasanya mereka yang menyandang gelar depati atau permeti. untuk mengundang para tamu, panitia menggunakan bendera sebagai tanda bahwa sang penerima diundang dalam upacara ini. Puncak dari acara ialah semua lurah mengeluarkan pusaka dan penobatan gelar tadi.
Ke tiga ada tradisi kumau, upacara adat yang dilakukan oleh semua petani. Sekali dalam setahun dan hanya saat akan memulai kegiatan pertanian. Upacara adat terdapat beberapa tahap, yaitu dari membuka lahan atau ngapak jambe, menyiram benih atau nyambau benih dan memasang pupuk. Selanjutnya untuk yang ke empat ada tradisi berburu sumbun. Menangkap kerang yang mereka namakan sumbun, kegiatan rutin ini mereka lakukan setiap tahun sekali, budaya masyarakat Jambi ini masih mereka jaga sampai sekarang.
Tarian Adat Jambi
Contoh budaya Jambi selanjutnya ialah tarian adat, ada beberapa macam tariannya. Pertama tari inai, berasal dari daerah Kuala Jambi desa Teluk Majelis, tari ini ialah tarian jenis seni pertunjukan. Tariannya gabungan dengan musik, pemainnya lebih sering dimainkan oleh mempelai wanita di rumah mereka. Upacara malam berinai tidak berlaku untuk mempelai laki-laki dan kegunaan utamanya untuk ekspertesi ritual.
Selanjutnya ada tari sekapur sirih, yang merupakan tarian tradisional yang berfungsi untuk penghormatan kepada tamu daerah. Tarian ini karya Firdaus Chatap pada tahun 1962 beliau merupakan seniman terkenal dari Jambi. Model tariannya menggunakan satu pria yang bertugas membawa payung dan satu lagi wanita. Properti yang mereka gunakan yaitu cerano yang berisi daun sirih, payung dan keris. Tarian satu ini sudah cukup terkenal, bahkan sampai ke Malaysia.
Ketiga yakni tari selampit delapan. Merupakan sebuah tarian yang memiliki peran penting dan bermakna bagi masyarakat. Terlebih lagi untuk kaum remaja Jambi, karena tarian ini menggambarkan keakraban antar pemuda dan pemudi. Selampit delapan mempunyai makna sebuah simbol persaudaraan serta pergaulan positif. Masyarakat Jambi tidak tau siapa pencipta awal tarian ini, dan tarian ini menyebar turun temurun.
Keempat ada tari rentak besapih, tarian satu ini berhubungan erat dengan sejarah Jambi, karena dahulu kala Jambi merupakan kota yang terkenal dengan perdagangannya. Dampak positif dari kota Jambi jadi memiliki berbagai macam suku. Keberagaman suku tersebut membuat masyarakat zaman dahulu memrepresentasikan dalam tarian. Nama tarian rentak besapih memperlihatkan rentak langkah dari berbagai macam etnis dari Jambi dan membentuk suatu kesatuan utuh. Gerakan tariannya menggambarkan nuansa keakraban dan kerjasama dalam bermasyarakat. Dibawakan oleh 8 sampai 10 penari yang menggunakan pakaian adat melayu Jambi dan hiasan kepala kain tenun melayu.
Sejarah Suku Kubu
Budaya Jambi yang terakhir yaitu adanya suku kubu atau warga sekitar menamakannya orang ulu. Suku ini mayoritas hidup di dalam pedalaman Jambi, perkiraan ada sekitar 200ribu lebih. masyarakat jambi juga menciptakan tarian yang berasal dari suku kubu, yakni tarian kubu. Merupakan sebuah tarian yang berasal dari suku anak dalam dan dilakukan oleh 5 orang pria dan 5 orang wanita menggunakan pakaian kubu sehari-hari. gerakan dari tarian kubu menggunakan hentakan tangan dan kaki ke tanah. Menurut tradisi lisan suku anak dalam merupakan orang maalau sesat yang lari kehutan rimba pada sekitar air hitam.
Ciri fisik suku anak dalam kubu hampir sama seperti orang Indonesia pada umumnya, tinggi mereka sekitar 155cm sampai 170cm dengan kapal lojong, mata hitam, dan agak sipit. Wajah mereka terlihat bujur telur, lalu untuk senjata mereka menggunakan lembing kayu. Senjata mereka berfungsi untuk mencari makan di sekitar hutan.
Sekian untuk budaya jambi yang telah kita baca bersama, semoga bermanfaat.